Rasa takut yang mendalam terhadap jenazah menjadi penyebab masyarakat Polahi untuk meninggalkan rumah mereka.
Dengan pola hidup demikian, masyarakat Polahi hanya saling berkomunikasi dengan kelompoknya. Hal tersebut kemudian yang melahirkan tradisi pernikahan sedarah atau antar saudara.
Kawin dengan saudara kandung sudah menjadi hal yang biasa dalam suku Polahi. Sebagai contoh, sesepuh pada salah satu kelompok Polahi yaitu Kelompok 9 merupakan seorang kakek dengan tiga bersaudara, dua saudara lain adalah perempuan.
Kakek itu mengawini kedua saudara kandungnya ini sekaligus. Istri yang satu tak mempunyai anak, sedangkan satu lagi mempunyai enam anak, dua laki-laki dan empat perempuan.
Kemudian anaknya mengawini anaknya lagi, sehingga anaknya juga menjadi menantunya. Meski hidup mengasingkan diri dan bertradisi berbeda dengan masyarakat pada umumnya, masyarakat Polahi terbilang terbuka dengan masyarakat di luar lingkupnya.
Anehnya, meski melakukan perkawinan sedarah, anak gadis dan ayahnya, ibu dan anak laki-lakinya, bahkan adik kakak namun anak-anak mereka terlahir normal.
Makan Sekali
Masyarakat suku Polahi memiliki kebiasaan unik, diantaranya masyarakat Polahi yang hanya makan satu kali dalam sehari. Orang Polahi hanya makan sekali yaitu pada waktu sore hari saat pukul 5 saat menjelang salat Magrib.
Halaman
Editor | : |
---|