Hariankota.com – Gamelan merupakan alat musik tradisional asli Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Alat musik ini diduga sudah ada di Jawa sejak tahun 404 M terlihat dari penggambaran dalam relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Gamelan sendiri berasal dari bahasa jawa, ‘Gamel’ yang artinya menabuh. Ini merujuk pada jenis palu yang digunakan untuk memukul instrumen. Sedangkan akhiran “an” merujuk pada kata benda.
Biasanya gamelan digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang dan pertunjukan tari atau menyambut tamu kehormatan.
Sebagai salah satu pusat budaya Jawa, Puro Mangkunegaran beragam peninggalan sejarah. Termasuk diantaranya koleksi gamelan.
Dilansir dari laman puramangkunegaran.com, Pura Mangkunegaran memiliki beberapa koleksi gamelan. Seperti Kyai Kanyut Mesem, Kyai Lipur Sari, Kyai Seton, Kyai Pamerdasih, Kyai Udan Asih, Kyai Nogo Limo, Kyai Precet, Kyai Tombo Ning, Kyai Udan Arum, Kyai Windu Segoro, Kyai Basworo, dan Kyai Mardiswara.
Gamelan- gamelan tersebut disimpan di empat tempat yang berbeda. Lima gamelan disimpan di Pendopo Ageng, dua di Kemantren Langen Projo, satu di bangsal Prangwedanan, sedangkan lainnya di Gedong Gamelan.
Meski usianya beragam, gamelan- gamelan yang terbuat dari perunggu tersebut memiliki keunggulan karena tanpa alat pengeras tambahan, suaranya sangat jernih dan enak didengar.
Di bangunan Pendhapa Ageng disimpan gamelan pusaka dan legendaris, antara lain: Kyai Kenyut Mesem, Kyai Seton, dan Kyai Lipur Sari. Kyai Lipur Sari merupakan gamelan terbaru.
Gamelan ini ditabuh setiap hari Rabu untuk mengiringi latihan tari dan seni pertunjukan bagi wisatawan. Gamelan berikutnya bernama Kyai Seton.
Gamelan ini berumur 100 tahun lebih. Kyai Seton ditabuh pada hari Sabtu untuk mengiringi upacara- upacara adat.
Selanjutnya gamelan paling sakral bernama Kyai Kenyut Mesem. Gamelan ini merupakan peninggalan Kerajaan Demak. Kyai Kenyut Mesem untuk mengiringi upacara kenaikan tahta dan tari- tarian sakral.
Gamelan ini masih asli, hanya kulit kendang yang diganti secara berkala. Kyai Kenyut Mesem pernah digunakan untuk mengiringi Gusti Raden Ayu (GRAy) Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani menari di pernikahan Putri Juliana di Belanda dengan cara ditabuh di pendapa dan disender langsung melalui radio.
Selain ketiga gamelan pusaka, beberapa koleksi gamelan milik Puro Mangkunegaran juga memiliki keistimewaan. Seperti Kyai Basworo, Kyai Pamedarsih, Kyai Windu Segoro untuk menyambut tamu- tamu resmi istana.
Sementara, gamelan Kyai Udan Asih dan Kyai Udan Arum ketika itu ditabuh sewaktu terjadi masa kekeringan diiringi doa bersama agar hujan turun. Gamelan Kyai Mardiswara memiliki keunikan karena tabung gamelan terbuat dari kaca kristal dari Jerman.
Follow Berita Hariankota di Google News