Kenang Masa Perjuangan, KAI Daop 6 Ajak Veteran Keliling Solo Menggunakan Sepur Klutuk Jaladara

KAI Daop 6 ajak veteran keliling Solo menggunakan Sepur Klutuk Jaladara

21 November 2023, 20:38 WIB

SOLO, HARIANKOTA.COM – Ajak veteran kenang masa perjuangan, KAI Daop 6 Yogyakarta siapakan event khusus Memorable Trip Kereta Uap Jaladara. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.

Dimana para veteran diajak berkeliling kota Solo dengan menggunakan Kereta Uap Jaladara atau lebih dikenal dengan sebutan Sepur Kluthuk Jaladara.

“Kami ingin mengajak para Legiun Veteran Republik Indonesia menikmati perjalanan Sepur Kluthuk Jaladara,” jelas Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, Selasa (21/11).

Mereka para veteran diajak mengenang masa perjuangan tempo dulu dengan perjalanan KA Uap Jaladara menyusuri kota Surakarta dan menyuguhkan pertunjukan bernarasi sejarah Serangan Umum Surakarta kepada para LVRI dan pelanggan di Stasiun Purwosari.

“Kami ingin memberikan pengalaman yang berkesan bagi para pejuang bangsa ini untuk melihat perkembangan Kota Solo di jalur dan lokomotif yang menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan di masa lalu,” imbuhnya.

Selain mengenang perjuangan pahlawan, juga memberikan edukasi kepada para pelanggan di Stasiun Purwosari mengenai sejarah perjuangan para pahlawan dalam peristiwa tersebut.

Setibanya di Stasiun Solo Kota, Daop 6 Yogyakarta juga menghadirkan anak-anak Sekolah Dasar untuk diberikan edukasi dan wejangan-wejangan langsung dari para LVRI meneruskan perjuangan untuk membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera.

Hadir juga dalam acara Memorable Trip Kereta Uap Jaladara ini, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, KGPAA Mangkunegara X, Kapolresta Solo, Danrem dan pejabat lainnya.

“Kita undang juga KGPAA Mangkunegara X, untuk menghormati perjuangan Puro Mangkunegaran dalam upaya pergerakan nasional,” imbuhnya.

Diketahui Mangkunegaran punya korelasi kuat dengan Kota Solo. Kadipaten tersebut selalu menunjukkan esensi kontribusi bagi pemerintahan kota hingga pemerintahan nasional.

Pada masa kolonial, Mangkunegaran selalu menunjukkan peran agresif dan progresif dalam mendukung kemajuan pendidikan, politik, seni, dan nasionalisme masyarakat Jawa melalui organisasi Budi Utomo.

Kemudian mangkunegaran juga berkontribusi melawan kolonialisme dalam segi perjuangan praktis. Pada 1945, Mangkunagoro VIII menyatakan bergabung ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengubah status Mangkunegaran menjadi kerajaan tanpa kekuasaan politik.

“Ini merupakan bentuk nasionalisme nyata Mangkunegaran. Status kadipaten/kerajaan tanpa daerah otonom tidak menyurutkan peran Mangkunegaran bagi Kota Solo,” pungkasnya.

Follow Berita Hariankota di Google News

Berita Terkait