TEMANGGUNG, HARIANKOTA.COM – Bagi masyarakat Temanggung dan para pelancong setia jalur Jawa-Bali, nama PO Safari Dharma Raya (OBL) bukan sekadar merek bus.
Ia adalah saksi bisu perjalanan lintas generasi, sebuah legenda yang mengakar sejak dekade 60-an. Dulu akrab disapa “Oei Bie Lay” dan dijuluki “Si Gajah” dari Temanggung, kini PO yang melegenda ini terus bertransformasi demi memanjakan penumpangnya di era modern. Bagaimana kiprah sang “Gajah” ini terus beradaptasi dan tetap relevan di tengah persaingan ketat?
Lebih dari sekadar catatan sejarah trayek, evolusi PO Safari Dharma Raya menyimpan kisah menarik tentang adaptasi dan visi jangka panjang.
Dimulai dengan melayani rute-rute pendek seperti penghubung Magelang-Ngadirejo dan Surabaya-Malang, keberanian PO ini untuk merambah jalur gemuk antarprovinsi pada tahun 1974 menjadi tonggak penting.
Rute Yogyakarta-Jakarta, Jakarta-Denpasar, dan Temanggung-Yogyakarta-Denpasar tak hanya menghubungkan kota, tetapi juga membuka peluang mobilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Keputusan strategis pada tahun 1984 untuk fokus pada layanan bus malam dengan kelas eksekutif menunjukkan pemahaman mendalam akan kebutuhan pasar yang semakin mengutamakan kenyamanan dan efisiensi waktu.
Langkah ini menjadikan PO OBL sebagai pionir dalam layanan transportasi malam premium pada masanya.
Peralihan kepemimpinan ke generasi kedua pada tahun 1989 menjadi bukti komitmen untuk keberlanjutan dan inovasi dalam pengelolaan bisnis keluarga.
Ekspansi bisnis yang dilakukan pada tahun 1997 dengan membuka rute Jakarta-Mataram dan Temanggung-Mataram semakin memperluas jangkauan layanan, menghubungkan Jawa Tengah hingga Nusa Tenggara Barat.
Langkah cerdas PO OBL dalam memanfaatkan potensi transportasi bandara dengan membuka layanan bus di Bandara Juanda Surabaya (1999) dan Bandara Ngurah Rai Denpasar (2002) menunjukkan visi adaptif terhadap perkembangan infrastruktur dan kebutuhan mobilitas modern.
Menyoroti Dinamika Armada:
Tak hanya soal rute, PO Safari Dharma Raya juga dikenal dinamis dalam urusan armada. Keberanian untuk mencoba berbagai karoseri ternama seperti Restu Ibu Pusaka dan Adiputro, serta penggunaan sasis premium seperti Mercedes-Benz OH 1830 dan 1836, mencerminkan komitmen untuk memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman bagi penumpang.
Pembaruan armada secara berkala juga menjadi kunci untuk menjaga kualitas layanan dan kepercayaan pelanggan.
Hingga kini, jejak “Si Gajah” dari Temanggung ini dapat ditemukan di kantor pusat yang berlokasi strategis di Jalan Kebayoran Lama Nomor 40, Jakarta Selatan, dan kantor asalnya di Jalan Diponegoro Nomor 25, Temanggung.
Keberadaan kantor di dua kota penting ini semakin memperkuat eksistensi PO Safari Dharma Raya sebagai pemain kunci dalam industri transportasi darat di Indonesia.***
Editor | : | Alifian |
---|