Letkol Untung yang bergerak menculik serta membunuh pimpinan TNI Angkatan Darat. Tiga dari 7 orang perwira langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan 4 lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya, Jakarta.
Berikut nama para jenderal serta satu perwira menengah yang menjadi korban G30S PKI:
- Letnan Jenderal Ahmad Yani
- Mayor Jenderal Soeprapto
- Mayor Jenderal S. Parman
- Brigadir Jenderal DI Panjaitan
- Mayor Jenderal MT. Haryono
- Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
- Letnan Satu Pierre Andreas Tendean
Jenderal A.H. Nasution juga menjadi target penculikan namun berhasil lolos. Sayangnya anak perempuannya menjadi korban tertembak. Selain itu ajudannya, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean, ikut diculik dan dibunuh PKI di Lubang Buaya.
Selain di Jakarta, PKI juga melakukan pemberontakan di wilayah lain yang memakan korban TNI AD. Tokoh yang menjadi korban PKI di Yogyakarta adalah Letnan Kolonel Sugiono dan Kolonel Katamso.
Setelah berhasil membunuh para jenderal TNI AD, Letkol Untung mengumumkan pembentukan “Dewan Revolusi” melalui RRI di pagi harinya. Pengumuman itu pun menimbulkan kebingungan masyarakat dan ketegangan politik.
Kronologi Penumpasan G30S PKI
Pengumuman pembentukan “Dewan Revolusi” itu disertai pendudukan markas TNI AD di Jakarta dan Yogyakarta oleh PKI.
Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) berinisiatif mengambil alih pimpinan TNI AD untuk menindaklanjuti pemberontakan tersebut.
Langkah penumpasan dimulai pada tanggal 1 Oktober 1965 dengan menetralisir pasukan yang ada di Lapangan Merdeka. Dilanjutkan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo yang merebut kembali gedung RRI dan Pusat Telekomunikasi.
Pada malam harinya, Soeharto mengumumkan bahwa telah terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI. Sekaligus mengumumkan bahwa Presiden Soekarno dan Jenderal A.H. Nasution dalam keadaan selamat.
Operasi penumpasan dilanjutkan pada 2 Oktober ke wilayah Halim Perdanakusuma yang dijadikan basecamp oleh pasukan G30S. Pada tanggal yang sama di temukanlah lokasi jenazah para perwira di sebuah lubang sumur tua yang ditanami pohon pisang di atasnya.
Halaman
Editor | : |
---|