Bahkan ada pula yang memukul-pukul atap bangunan terbuat dari seng. Warga lainnya menggunakan galah umbul-umbul untuk mencegat ayam agar tidak menjauh dari jangkauan.
Warga berebut ayam diiringi gamelan berirama rancak. Itu makin memantik semangat warga berebut ayam. Gesekan fisik antarwarga sering terjadi tetapi tidak membuat warga berkelahi.
Tak heran bila tradisi Mondosio ini pun dihadiri pejabat hingga kalangan politikus dan bakal calon legislatif (bacaleg).
Pantauan HARIANKOTA.COM terlihat sejumlah politisi hingga bakal caleg diantaranya Ketua DPD II Partai Golkar Ilyas Akbar Almadani, caleg DPR dari Partai Gerindra di Daerah Pemilihan (Dapil) IV Jawa Tengah, Sriyanto, DPRD Karanganyar dari PDIP Sulardiyanto dan caleg DPRD Karanganyar dari Dapil II Eko Pujianto dan lainnya terlihat hadir ditradisi Mondosio.
Koordinator Lingkungan (Korling) Pancot Lor, Teguh Cahyono mengatakan bahwa upacara adat mondosiyo dilaksanakan secara turun temurun oleh warga sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara adat mondosiyo ini digelar tepat dengan wuku mondosiyo. Dalam satu tahun upacara adat mondosiyo digelar sebanyak dua kali.
“Rangkaian upacara adat mondosiyo diawali dengan kesenian reog, doa bersama, siram banyu badeg, dan yang terakhir ada rebutan ayam di pendapa,”terangnya.***
Halaman
Editor | : |
---|