Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi yang Meriah di Berbagai Negara

Tak lama lagi tahun 2023 bakal segera berlalu. Mentari pagi di Tahun 2024 segera tiba. Momen pergantian tahun selalu diperingati dibelahan bumi manapun, termasuk di Indonesia. Namun sebenarnya bagaimana sejarah perayaan Tahun Baru Masehi itu ada dan mengapa diawali 1 Januari?

28 Desember 2023, 14:54 WIB

Tradisi Unik di Belahaan Dunia Saat Pergantian Tahun Baru

Berbagai tradisi sering dilakukan masyarakat dunia setiap perayaan pergantian tahun baru. Di Brazil, perayaan tahun baru dengan cara melempar bunga berwarna putih ke laut.

Penduduk meyakini bahwa dengan mengenakan pakaian putih, melemparkan bunga putih, dan lilin ke laut saat malam tahun baru adalah bentuk persembahan kepada Dewi Laut.

Jika dalam acara tersebut laut mengembalikan persembahan tersebut, berarti Sang Dewi dianggap tidak menerimanya.

Meskipun begitu, hal tersebut diyakini bukanlah sebuah “hukuman” namun dimaksudkan untuk menenangkan Dewi Laut. Hal ini dipercaya memberkati ibu dan anak masyarakat Brazil.

Perayaan dengan cara lempar bunga putih ke laut selain untuk persembahan kepada dewi laut juga bertujuan untuk membawa kemakmuran pada tahun mendatang.

Di Denmark, perayaan pergantian tahun dilakukan dengan cara memecahkan piring. Mereka meyakini, memecahkan piring tepat saat malam tahun baru dianggap membawa keberuntungan pada tahun berikutnya.

Hal ini dijadikan oleh penduduk setempat berlomba-lomba memecahkan piring khususnya terbuat dari beling (kaca) atau keramik sebanyak-banyaknya agar semakin besar keberuntungan yang akan didapat.

Di Italia, merayakan tahun baru dengan memakai celana dalam berwarna merah pada malam pergantian tahun yang dianggap membawa keberuntungan khususnya dalam hal percintaan. Tradisi ini dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.

Tradisi unik di Jepang merayakan tahun baru dengan cara memukul atau membunyikan lonceng selama 108 kali.

Pukulan selama 108 kali dianggap sebagai harapan, keinginan, atau penderitaan yang telah dialami.

Menurut penduduk di Jepang, kegiatan pukul lonceng dianggap mampu menghilangkan emosi, marah, dan hal-hal negatif yang ada.***

Editor:

Berita Lainnya

Berita Terkini