Peristiwa Alam di Kota Solo Baliho Keraton Surakarta Tumbang Akibat Hujan Angin Kencang

baliho tersebut digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, menampilkan potret ISKS Paku Buwono XIII beserta keluarga

4 April 2025, 09:24 WIB

SOLO, HARIANKOTA.COMKota Solo dilanda hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan tumbangnya sebuah baliho milik Keraton Surakarta pada Kamis (3 /4) petang kemarin.

Baliho yang terletak di depan gapura Gladag digunakan sebagai media informasi penting untuk mengumumkan berbagai agenda wisata dan prosesi adat yang diselenggarakan oleh kraton Solo.

Sebelumnya, baliho tersebut digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, menampilkan potret ISKS Paku Buwono XIII beserta keluarga.

Selain itu, baliho tersebut juga memuat informasi mengenai prosesi Hajad Dalem Garebeg Pasa Tahun Je 1958 yang telah berlangsung menjelang perayaan Lebaran.

GKR Wandansari Koes Moertiyah, Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, mengonfirmasi kejadian ini.

Beliau menyatakan bahwa selain tumbangnya baliho di Gladag, tidak ada kerusakan lain yang terjadi di area keraton.

“Kami menyikapi kejadian ini sebagai fenomena alam yang seringkali membawa pesan bagi kita semua,” ungkap Gusti Moeng, sapaan akrab GKR Wandansari di kalangan masyarakat Solo.

Gusti Moeng menjelaskan bahwa dalam tradisi Jawa, alam seringkali memberikan isyarat untuk mengingatkan manusia, terutama mereka yang dianggap melanggar keseimbangan alam semesta.

“Seperti yang diajarkan oleh para leluhur, kita semua harus lebih sensitif terhadap pesan dan peringatan dari alam. Alam tidak pernah salah dalam memberikan tanda. Boleh saja tidak percaya, tetapi jangan meremehkan,” tegasnya.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat Solo akan pentingnya menjaga harmoni dengan alam dan menghormati tradisi serta kearifan lokal yang telah diwariskan oleh para leluhur.

Kota Solo dilanda hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan tumbangnya sebuah baliho milik Keraton Surakarta pada Kamis (3 /4) petang kemarin.

Baliho yang terletak di depan gapura Gladag digunakan sebagai media informasi penting untuk mengumumkan berbagai agenda wisata dan prosesi adat yang diselenggarakan oleh kraton Solo.

Sebelumnya, baliho tersebut digunakan untuk menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri, menampilkan potret ISKS Paku Buwono XIII beserta keluarga.

Selain itu, baliho tersebut juga memuat informasi mengenai prosesi Hajad Dalem Garebeg Pasa Tahun Je 1958 yang telah berlangsung menjelang perayaan Lebaran.

GKR Wandansari Koes Moertiyah, Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, mengonfirmasi kejadian ini.

Beliau menyatakan alam itu lebih melihat seharusnya seperti apa. Kejadian ini menyadarkan semua orang yang tidak melakukan keselarasan di Kraton supaya kedepan kraton lebih baik lagi

“Kami menyikapi kejadian ini sebagai fenomena alam yang seringkali membawa pesan bagi kita semua,” ungkap Gusti Moeng panggilan akrabnya.

Gusti Moeng menjelaskan bahwa dalam tradisi Jawa, berbagai kejadian alam bisa menjadi suatu pertanda bagi manusia. Utamanya bagi yang dinilai melanggar keseimbangan alam.

“Menurut saya ini tanda-tanda alam apa yang menurut saya akan terjadi. Wong Jawa kena ora percaya tapi aja maido. Moga ini menyadarkan semua orang yang tidak melakukan keselarasan di Kraton supaya kedepan kraton lebih baik lagi,” pungkasnya.

Editor:Alifian

Berita Lainnya

Berita Terkini