Keraton Surakarta Gelar Kirab Lentera dan Bagikan 2.000 Tumpeng Sambut Malam Lailatul Qadar

Keraton Kasunanan Surakarta kembali menggelar tradisi sakral untuk menyambut malam Lailatul Qadar pada Kamis (20/3/2025) malam.

21 Maret 2025, 08:32 WIB

SOLO, HARIANKOTA.COM – Keraton Kasunanan Surakarta kembali menggelar tradisi sakral untuk menyambut malam Lailatul Qadar pada Kamis (20/3/2025) malam.

Tradisi ini diwujudkan dalam kirab lentera yang khidmat dan pembagian 2.000 tumpeng, sebagai ungkapan rasa syukur dan pengharapan akan berkah.

Prosesi dimulai dengan kirab lentera dari Sasana Sewaka menuju Masjid Agung Surakarta. Bregada Prajurit Kraton, dengan seragam kebesaran, memimpin barisan, diikuti oleh para abdi dalem pembawa lentera.

Lentera, yang berbentuk obor dan lampion bintang, bukan sekadar penerang jalan, tetapi juga simbol penerang hati dan penuntun jalan menuju kebaikan.

Iringan musik hadroh yang syahdu mengiringi langkah para abdi dalem, menciptakan suasana spiritual yang mendalam.

Sepanjang perjalanan, aroma dupa dan wewangian bercampur dengan suara dzikir dan shalawat, menambah kekhusyukan malam itu.

Sesampainya di Masjid Agung, doa bersama dipanjatkan, memohon ampunan dan keberkahan dari Sang Pencipta. Keraton Surakarta, sebagai penjaga tradisi, menyerahkan Al-Quran kepada pengurus masjid dan mushola di kawasan Baluwarti, sebagai simbol penyebaran ilmu dan cahaya ilahi.

Puncak acara adalah pembagian 2.000 tumpeng, atau nasi rasulan, kepada seluruh peserta yang hadir.

Tumpeng, dengan segala simbolismenya, menjadi wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan. Setiap butir nasi dan lauk-pauknya mengandung doa dan harapan, yang dibagikan kepada seluruh umat yang hadir.

GKR Wandansari Koes Moertiyah, Pengageng Sasana Wilapa, menjelaskan bahwa tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur atas 21 hari menjalani ibadah puasa.

Ia juga menyinggung tentang tradisi malam selikuran yang berkembang di Kebon Rojo (sekarang Sriwedari) pada masa Pakubuwono X.

“Tradisi tersebut merupakan upaya untuk merangkul masyarakat luas, agar mereka juga dapat merasakan kebahagiaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar,” ujarnya.

Tradisi malam Lailatul Qadar di Keraton Surakarta memiliki akar sejarah yang panjang dan merupakan warisan budaya yang kaya akan makna.

Setiap elemen dalam tradisi ini, mulai dari kirab lentera hingga pembagian tumpeng, memiliki simbolisme yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai spiritual dan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Surakarta.

Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menghidupkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.***

 

Editor:Alifian

Berita Lainnya

Berita Terkini