INDRAMAYU, HARIANKOTA. COM – Suasana khidmat menyelimuti Masjid Nurul Huda di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Minggu pagi, 30 Maret 2025.
Sekitar 700 jamaah dari kelompok Asy-Syahadatain berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri 1446 Hijriah, sehari lebih awal dari ketetapan pemerintah.
Perbedaan ini menimbulkan pertanyaan, dan Habib Zaenal Abidin, pemimpin Asy-Syahadatain Desa Tinumpuk, memberikan penjelasan.
“Kami menggunakan metode perhitungan yang berbeda, yang diajarkan oleh guru-guru kami,” ujarnya.
Metode tersebut, yang dikenal sebagai “isnaeniyah,” menentukan awal bulan Syawal berdasarkan perhitungan khusus yang berbeda dengan kalender umum.
“Tahun ini, menurut perhitungan kami, 1 Syawal jatuh pada hari Minggu,” jelas Habib Zaenal.
“Namun, perlu dicatat bahwa tidak setiap tahun kami berbeda dengan penetapan pemerintah. Ada kalanya kami merayakan Idul Fitri pada hari yang sama, ” terangnya.
Asy-Syahadatain sendiri merupakan sebuah tarekat yang didirikan pada tahun 1947 oleh Habib Umar bin Ismail bin Yahya di Cirebon.
Nama “Asy-Syahadatain” merujuk pada penekanan kelompok ini pada pemahaman mendalam tentang dua kalimat syahadat. Jamaah Asy-Syahadatain memiliki ciri khas dalam beribadah, seperti mengenakan pakaian serba putih dan membaca salawat khusus.
Halaman
Editor | : | Alifian |
---|