Lodeh dan ikan manggut khas Lamongan menjadi menu makanan yang dipilih oleh Sutiaji. Makanan itu disajikan dengan pilihan kering dan berkuah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Kadispangtan) Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, lomba memasak dan diverifikasi olahan ikan untuk mengampanyekan agar masyarakat Kota Malang mau mengonsumsi ikan dan bahan pangan alternatif.
Dimana lomba memasak bahan pangan non beras dan terigu ini diikuti oleh tim PKK dari 57 kelurahan di Kota Malang.
“Lomba memasak ikan kering dan ikan berkuah, tujuannya menyosialisasikan bahwa bahan pangan itu tidak hanya berasal dari karbohidrat, bisa juga protein berupa ikan laut yang sedang dimasak,” ucap Slamet Husnan Hariyadi, di sela-sela kegiatan.
Menurutnya, tingkat konsumsi ikan dan bahan pangan alternatif non beras dan tepung masih belum tinggi. Hal ini membuat Dispangtan menyosialisasikan kegiatan melalui lomba-lomba yang diperuntukkan untuk ibu-ibu PKK dari masing-masing kelurahan.
“Mengkampanyekan agar masyarakat kota Malang mengkonsumsi pangan tidak hanya berbahan beras dan terigu. Kegiatan ini juga dalam rangka menggalakkan agar masyarakat pada umumnya ibu-ibu dalam memasak menu makanan juga menghadirkan menu makanan yang serba ikan, agar kesehatan ketahanan tubuh anak-anaknya semakin baik,” tuturnya.
Di sisi lain Wali Kota Malang Sutiaji menuturkan, bahan pangan alternatif di luar beras dan terigu juga mampu untuk menghasilkan gizi yang bagus. Di sisi lain kata Sutiaji, masih ada anak-anak di Malang yang tidak mau mengonsumsi ikan sehingga membuatnya seperti kekurangan gizi atau mengalami stunting.
“Maka harus ada inovasi atau kreasi dari ibu-ibu tentunya bagaimana yang namanya protein itu, baik dari beras maupun non beras, sehingga anak-anak usia balita itu tertarik sehingga gizinya baik,” kata Sutiaji.
Bila alternatif bahan pangan selain beras dan terigu, serta tingkat konsumsi ikan naik, harapannya perbaikan gizi anak-anak di Kota Malang juga meningkat.
“Jadi bagaimana menu yang disajikan pada balita maupun anak, remaja, maupun usia dewasa. Ini adalah menghindari ketergantungan kita kepada beras, sehingga harapannya nanti kesehatan balita semakin hari
semakin membaik,” tukasnya.***
Halaman
Editor | : |
---|