Cerita Mistis Jembatan Jurug yang Kerap Jadi Lokasi Favorit Bunuh Diri dan Kepercayaan Warga Sekitar

Jembatan Jurug yang melintang diatas Bengawan Solo merupakan sebuah sungai yang besar dan panjang di pulau Jawa

2 September 2023, 20:36 WIB

Diketahui, jasad yang ditemukan di sungai Bengawan Solo diketahui bernama Joko Siswoyo (23) merupakan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Boyolali. Dan ternyata korban tewas karena telah dibunuh tiga orang dan jasadnya dibuang ke sungai Bengawan Solo.

Jembatan yang dibangun oleh Belanda ini, sebelumnya hanya jembatan lama di sisi sebelah utara. Selain jembatan lama, di sisi sebelah selatan juga terdapat jembatan kereta api yang melintas di atas sungai Bengawan Solo.

Setelah pembangunan dua jembatan tersebut, kemudian dibangun lagi dua buah ruas jalan di atas jembatan Jurug.

Sebagai pintu keluar dan masuk ke kota Solo, jembatan jurug kerap menjadi salah satu tempat yang harus di singgahi dan di beri sesaji buangan bagi para pengantar temanten yang datang dan keluar dari kota Solo.

Pemberian sesaji buangan bagi masyarakat lokal dimaknai sebagai bentuk kearifan lokal guna menjaga keselarasan alam bagi umat manusia, yang tentunya semua keselematan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita harus memohon.

“Secara akal sehat tidaklah mungkin seseorang meloncat dari atas kendaraan kemudian menceburkan diri ke sungai Bengawan Solo. Seseorang yang memiliki niat seperti ini, biasanya di pengaruhi oleh sesuatu kekuatan tertentu dari dalam dirinya yang tidak mampu ia kendalikan,” terangnya lebih lanjut.

Kekuatan tersebut biasa berasal dari energi negatif yang ada di sekitar jembatan jurug. Dan tak dipungkiri, sebelum orang tersebut melakukan niatnya untuk bunuh diri, biasanya orang itu sering merenung kosong di sekitar jembatan jurug. Sehingga tanpa ia sadari, sebuah kekuatan jahat mempengaruhi pikiranya menarik untuk bunuh diri.

Energi ini tidak hanya membuat orang kehilangan akal sehat kemudian bunuh diri dari atas jembatan jurug, jembatan perlintasan kereta api di sisi sebelah selatan jembatan di Jurug, jaman dahulu juga kerap menjadi tempat untuk bunuh diri.

“Jembatan pelintasan kereta api ini memang masih satu kawasan ghaib dengan jembatan Jurug, oleh karena sering menjadi sasaran lokasi bunuh diri,” ungkap Joko.

Pada jaman dahulu, lanjut Joko dalam adat budaya kearifan lokal masih di lakukan larung sesaji ke sungai Bengawan Solo oleh warga masyarakat sekitar, khususnya larung sesaji dari bawah jembatan Jurug. Namun teradisi tersebut sekarang memang sudah tidak di lakukan lagi, seiring dengan berkembangnya modernisasi jaman.

Editor:

Berita Lainnya

Berita Terkini