Selain Plengkung Gading Tak Boleh Dilewati Sultan, Ini 4 Kota Terlarang untuk Dikunjungi Presiden Saat Berkuasa

Belakangan ini beredar sebuah larangan Sultan Yogyakarta dilarang melintasi Plengkung Gading selama masih bertahta

25 Januari 2024, 23:41 WIB

DENPASAR, HARIANKOTA.COM – Belakangan ini beredar sebuah larangan Sultan Yogyakarta dilarang melintasi Plengkung Gading selama masih bertahta.

Mengutip situs Dinas Pariwisata DIY, konon katanya Sultan yang masih bertahta dalam keraton tidak diperbolehkan melewati Plengkung Gading.

Alasannya karena Plengkung Gading hanya digunakan sebagai tempat membawa jenazah Sultan ketika ingin disemayamkan di Makam Raja-Raja Imogiri.

Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya merupakan peninggalan sejarah yang memiliki bentuk seperti pintu gerbang yang melengkung sehingga diberi nama Plengkung.

Berdasarakan sejarahnya, Plengkung Gading dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792).

Plengkung Gading ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk menuju benteng Keraton Jogja. Di Jogja sendiri terdapat lima plengkung yang menghubungan area Keraton Jogja, yakni Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, Plengkung Jaga Surya, dan Plengkung Jagabaya.

Sebenarnya tak hanya Plengkung Gading saja yang tak diperbolehkan dilintasi pemegang kekuasaan.

Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan suku, budaya dan adat istiadatnya. Beragam adat itu banyak dijumpai di tanah air dan tak sedikit selalu dibarengi dengan hal-hal mitos.

Sejak kecil, hampir seluruh orang Indonesia kerap mendengar sebuah cerita yang diyakini akan kebenarannya. Bahkan cerita mitos itu turun dari generasi ke generasi.

Entah sebuah kebenaran atau hanya sebuah cerita belaka. Namun faktanya, banyak masyarakat luas yang meyakini sebuah cerita itu. Salah satu mitos yang diyakini kebenarannya itu adannya larangan pemangku kekuasaan melintas sebuah kawasan.

Konon, bila pejabat itu nekat melintas daerah yang dilarang, konon, jabatan yang diembannya itu akan sirna.

Berikut 4 Kota Terlarang untuk Dikunjungi Presiden Saat Berkuasa

  1. Karanggetas Cirebon
Jalan Karanggetas
Jalan Karanggetas Cirebon, konon terlarang dilintasi Presiden saat berkuasa

Karanggetas salah satu daerah di Kota Cirebon. Daerah ini merupakan salah satu pusat pertokoan di Kota Cirebon. Bukan tanpa sebab keberadaan toko emas mendominasi di Jalan Karanggetas.

Budayawan Cirebon Hasan Hermanwan menuturkan keberadaan toko emas yang banyak berdiri di jalan Karanggetas ini tak bisa dilepaskan dari sejarah dan mitos.

Jalan Karanggetas memiliki mitos yang kuat, yakni jika pejabat yang angkuh atau sombong melintas jalan itu dipercaya jabatannya akan runtuh.

Selain pejabat, Jajat mengatakan Jalan Karanggetas diyakini juga bisa melunturkan kesaktian para penjahat pada zaman dulu.

Kisah ini tak bisa dilepaskan dari cerita Syekh Magelung Sakti yang berasal dari negeri Syam. Dinamakan Magelung Sakti, karena rambutnya yang panjang sehingga terpaksa digulung agar tidak menyentuh tanah.

Siapapun tak bisa memotong rambutnya yang kuat bagaikan kawat. Hingga akhirnya Syekh Magelung Sakti mendapat petunjuk, yang mengharuskannya mencari guru sebagai pembimbingnya yang juga dapat memotong rambutnya.

Banyak para waliyulloh yang didatangi. Namun tak satupun di antara mereka yang sanggup memotong rambutnya.

Kemudian Syarif Syam ini terus berkelana pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari siapa yang sanggup untuk memotong rambut panjangnya itu. Jika dia berhasil menemukannya, orang tersebut akan diangkat sebagai gurunya.

Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang pertapa sakti Resi Purba Sanghyang Dursasana Prabu Kala Sengkala, di perbatasan Selat Malaka.

Dari sang resi inilah Syarif Syam mendapat kabar jika rambutnya dapat dipotong oleh salah seorang wali di tanah Jawa.

Dan tepat pada malam Jum’at Kliwon, di tengah keheningan malam Syarif Syam mendapat petunjuk jika wali yang ditemuinya berada di Cirebon yaitu Sunan Gunung Jati.

Hingga akhirnya Syarif Syam tiba di Cirebon. Ketika di Cirebon inilah Syarif bertemu dengan Sunan Gunung Jati yang dengan mudahnya memotong rambut dia.

Dan lokasi dimana Sunan Gunung Jati memotong rambut Syekh Magelung Sakti itu kemudian diberi nama Karanggetas.

Editor:

Berita Lainnya

Berita Terkini