Pria asal Karanganyar Nekat Menatap Gerhana Matahari Hibrida Tanpa Alat Bantu

Larangan menatap langsung Matahari tanpa alat bantu saat terjadi Gerhana Matahari Hibrida, seperti yang terjadi kali ini, ternyata tak berlaku bagi pria asal Karanganyar ini.

20 April 2023, 14:45 WIB

KARANGANYAR, HARIANKOTA.COM – Larangan menatap langsung Matahari tanpa alat bantu saat terjadi Gerhana Matahari Hibrida, seperti yang terjadi kali ini, ternyata tak berlaku bagi pria asal Karanganyar ini.

Pria yang diketahui bernama Sartono, warga Macanan, Kebakkramat, Karanganyar ini, berani menatap ke arah matahari tanpa alat bantu saat terjadi Gerhana matahari hibrida.

Dengan tanpa alat bantu, Pria yang akrab di sapa Gus Tono menatap kearah dimana fenomena alam ini terjadi didaerah Mojosongo, Solo, Kamis (20/3/2023).

Meski mengaku tak ada efek apapun pada penglihatannya usai menatap langsung Gerhana Matahari Hibrida, namun Gus Tono mengaku kecewa.

Pasalnya, dirinya gagal melihat secara utuh Gerhana Matahari Hibrida. Dirinya hanya mampu melihat sebagaian saja dari Gerhana Matahari Hibrida itu.

“Saya hanya kebagian Gerhana Matahari ini dibagian utara saja. Tidak utuh hanya sebagian saja. Di bagian pinggirnya saja. Jadi seperti titik hitam, tidak utuh. Kecewa, tapi tidak apa-apa. Mungkin posisi terjadinya Gerhana untuk wilayah Solo dan sekitarnya hanya kebagian sedikit,”papar Gus Tono pada HARIANKOTA.COM,Kamis (20/3/2023).

Menurut Gus Tono, aksi melihat langsung kearah Matahari saat terjadi Gerhana Matahari Hibrida ini bukan untuk aksi pamer. Dirinya hanya ingin melihat secara langsung tanpa alat bantu kebesaran sang pencipta.

“Saya hanya ingin melihat langsung kebesaran sang pencipta saja. Bukan untuk pamer atau lainnya,”ungkapnya.

Apa yang dilakukan Gus Tono ini menatap matahari secara langsung dengan durasi cukup lama ini kerap dilakukan.

Kelebihan yang diberikan sang maha pencipta pada dirinya ini, diakui Sartono sudah dialami saat dirinya masih berusia 13 tahun.

Kala umur 13, tanpa sengaja dirinya menatap langsung kearah matahari. Meski saat itu dirinya menatap kearah matahari, pengelihatannya tidak mengalami gangguan apapun.

“Waktu itu saya masih berusia 13 tahun. Tanpa sengaja saya menatap kearah matahari. Meski menatap langsung, mata saya tidak bruwet atau berkunang-kunang, biasa saja, masih normal. Awalnya orang tua saya takut mata saya jadi rusak. Itukan kata dokter, tapi kalau kata Tuhan tidak, ya tidak,”ujar Gus Tono.

Karena kemampuannya menatap langsung kearah matahari, tak heran bila Gus Tono mendapatkan julukan Dewa Matahari.

“Tidak tahu saya, tahu-tahu saya dijuliki Dewa Matahari,”paparnya sambil tertawa.

Editor:

Berita Lainnya

Berita Terkini