KARANGANYAR,HARIANKOTA.COM – Penutupan pintu air DAM Colo Timur Barat di Kabupaten Sukoharjo membuat petani di Karanganyar menjerit.
Mereka terpaksa mengeluarkan biaya cukup banyak menyusul penutupan DAM Colo. Pasalnya, para petani terpaksa menggunakan sumur dalam. Dan kondisi itu membuat para petani terpaksa merogoh kocok dalam.
Ketua Gapoktan Kecamatan Jaten, Karanganyar mengatakan selain harus merogoh kocok dalam menyusul penggunaan sumur dalam, hasil pertanian itu sendiri tak maksimal.
“Bagi yang tidak ada sumur dalam dan hanya mengandalkan air hujan yang belum tentu waktu turunnya, ini yang paling berbahaya bisa gagal panen,”papar Heri pada wartawan, Kamis (12/10/2023).
Ia mengatakan dalam lahan 1 patok atau 3 ribu meter persegi, membutuh biaya pengairan sekira Rp 150 ribu.
Sedangkan umur padi saat ini masih berusia 40 hari, sehingga untuk sampai panen membutuhkan biaya Rp 900 ribu.
“Kalau sekarang umur 40 hari dan untuk mencapai panen harus mengairi kurang lebih 6 kali,” terang dia.
Ia mengatakan, agenda penutupan pintu air DAM Colo sudah menjadi agenda tahunan. Sehingga, pihaknya mengaku hanya pasrah dan menerima keadaan yang ada.
“Semoga hujan segera turun, kalau tidak, biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak,”paparnya.
Halaman
Editor | : |
---|