Ia mengatakan di sekitar tahun 1970an lalu, saat dirinya berpindah ke wilayah Dukuh Pulosari Desa Kaliboto Kecamatan Mojogedang Karanganyar, bangunan masjid masih nampak sederhana dengan hanya di sangga 4 pilar besar dalam masjid.
“Selain itu, dulu terdapat 2 tempat berwudhu jemaah untuk jemaah wanita dan pria dengan hanya memanfaatkan aliran sungai kecil di sekitar masjid. Lokasi itu berada tepat disamping kanan kiri masjid, sayangnya, saat ini hanya tempat berduwu laki-laki yang dipertahankan hingga sekarang,”ujar Suparno saat ditemui HARIANKOTA.COM, Sabtu (21/12/2024).
Suparno menambahkan, fakta bahwa masjid tersebut sudah berumur puluahn tahun diperkuat dengan adanya makam pendiri masjid yakni makam Waliullah Abdullah Fattah dan Eyang Tumenggung Wirosari yang diduga berasal dari kerajaan keraton yogyakarta.
“Adanya kedua makam bersejarah yang diduga kuat memiliki hubungan dengan sebuah kerajaan jawa, membuat Masjid Darul Muttaqin sering menjadi tempat langganan para peziarah dari berbagai daerah berkunjung untuk sekedar mendoakan para pendahulu maupun ngalab berkah, “jelasnya.
Suparno mengatakan, terkadang dihari-hari tertentu, banyak peziarah datang untuk berdoa bahkan menginap didalam masjid.
Meski begitu, tidak hanya digunakan untuk berziarah, namun masjid juga dimanfaatkan warga sekitar dengan berbagai kegiatan rutin keagamanan.
Keterkaitan nilai sejarah bangunan tua masjid Darul Muttaqin dengan kerajaan jaman penjajahan masa lalu, ungkap Suparno, sudah dibuktikan beberapa tim ahli yang meneliti peninggalan di masjid Darul Muttaqin.
“Dari hasil penelitian tim Ahli, masjid Darul Muttaqin diperkirakan sudah dibangun sejak tahun 1800an, hal itu dibuktikan dari struktur bangunan di dalam masjid,” terangnya.
Ditambahkan, bangunan yang disangga dengan 4 pilar dengan usuk berjumlah 99 buah merujuk dengan struktur bangunan masjid di tahun 1800an.
Diperkut dengan adanya karater kolam di kanan kiri masjdi yang digunakan untuk wudhu jamaah masjid.
“Selain itu adanya dua makam tokoh masyarakat Waliullah Abdullah Fattah dan Eyang Tumenggung Wirosari juga memperkuat bukti tersebut,” ujarnya.
Tak heran bila akhirnya,Pemerintah Kabupaten Karanganyar melalui SK Bupati Karanganyar dengan nomor 432/978 tahun 2020, menetapkan masjid tersebut sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kabupaten Karanganyar.***
Halaman
Editor | : | Alifian |
---|