Dok. Pemkot Solo
SOLO, HARIANKOTA.COM – Siapa tak kenal dengan kuliner khas Solo yang nikmat disaat disantap malam hari ataupun saat musim hujan. Masyarakat Solo menyebutnya Wedang Dongo.
Namun tidak banyak yang tau bagaimana asal usul dan perjalanan Wedang Dongo hingga akhirnya bisa dinikmati masyarakat luas.
Dilansir dari laman Pemkot Solo, Wedang Dongo yaitu sebuah minuman hangat tradisional yang berasal dari Solo yang dahulu hanya dinikmati oleh keluarga kerajaan. Namun, seiring berjalannya waktu, wedang ini mulai menyebar ke lingkungan masyarakat luas.
Warung Wedang Dongo yang berdiri sejak 1955 adalah salah satu yang legendaris di Solo. Minuman hangat ini menyajikan cita rasa khas yang membuatnya menjadi favorit di kota ini.
Ciri khas Wedang Dongo berbeda dengan Wedang Ronde. Dalam seporsi Wedang Dongo, kita akan menemukan campuran kacang, kolang-kaling, dan bola ketan yang berisi kacang yang dihancurkan halus.
Keunikan rasanya terletak pada kuah cokelatnya yang lebih kental dan rasa jahe yang lebih kuat dibandingkan dengan Wedang Ronde.
Perbedaan lain yang mencolok adalah pada isiannya; Wedang Ronde menggunakan ronde yang lebih besar dan lebih sedikit jumlahnya daripada yang terdapat dalam Wedang Dongo. Selain itu, penggunaan roti tawar dalam Wedang Ronde tidak ditemui dalam hidangan Wedang Dongo.
Meskipun pada awalnya menjadi minuman eksklusif keluarga kerajaan, Wedang Dongo kini telah menjadi minuman yang merakyat. Diketahui bahwa minuman ini juga sering disajikan dalam upacara keagamaan di Solo, seperti sebelum perayaan Imlek di mana Wedang Dongo menjadi sajian khusus.
Harga untuk menikmati segelas kehangatan Wedang Dongo bervariasi dari Rp10.000 hingga Rp15.000, tergantung dari penjualnya.
Editor | : |
---|