Lokasi Ini Pernah Jadi Stadion Termegah Di Indonesia

7 Desember 2023, 21:28 WIB

Foto Istimewa

SOLO, HARIANKOTA.COMStadion Sriwedari menjadi saksi bisu sejarah sepakbola di Indonesia bahkan dunia.
Menjadi stadion pertama di Indonesia yang ide dan pembangunannya murni dilakukan oleh para pribumi setempat. 

Dilansir dari InfoPublik, pembangunan itu diinisiasi dari Keraton Surakarta, yang kala itu melihat perlakuan diskriminatif dari kolonial terhadap masyarakat pribumi di Surakarta yang menyukai sepak bola diawal awal abad ke-20.

Pribumi penggemar sepak bola tadi hanya diperbolehkan bermain bola di sekitar alun-alun kidul. Melihat kondisi tersebut, RMT Wongsonegoro kemudian mengusulkan kepada Sri Susuhunan Paku Buwono X dari Keraton Surakarta agar membangun sebuah stadion seperti dilakukan oleh pihak Hindia Belanda.

Raja Paku Buwono X pun setuju dan menghibahkan tanah seluas 58.579 meter persegi (m2) milik keraton di sekitar Kebun Kawung yang sekarang menjadi Kelurahan Sriwedari sebagai lokasi berdirinya pusat olahraga tersebut.

Ia juga menunjuk arsitek bernama Zeylman sebagai desainer stadion dengan biaya pembangunan sebesar 30 ribu gulden.

Stadionnya berbentuk oval dan selesai dibangun dalam waktu delapan bulan melibatkan 100 pekerja. Pada tahun 1933 sudah dapat digunakan termasuk untuk aktivitas olahraga di malam hari karena dilengkapi oleh lampu sorot di keempat sudut stadion. Ini membuatnya menjelma sebagai arena sepak bola paling megah di Indonesia waktu itu.

Sebagai sebuah stadion, dilengkapi pula dengan tribun terbuat dari batu alam untuk menampung rakyat biasa dan tribun tertutup berkonstruksi baja dilengkapi bangku kayu jati khusus untuk tamu naratama. Sriwedari dipilih sebagai nama stadion karena memiliki arti taman surga ciptaan Batara Wisnu sebagaimana tertulis dalam arsip berita koran berbahasa jawa, Kajawen edisi 28 Maret 1928.

Sriwedari juga menjadi lokasi berlatihnya klub-klub di bawah Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) yang didirikan pada 8 November 1923. VVB di kemudian hari diubah namanya menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo (Persis). Sejumlah kompetisi sepak bola di antaranya Liga Perserikatan memanfaatkan stadion ini.

Puncaknya adalah ketika pihak Keraton Surakarta mengizinkan penggunaan Stadion Sriwedari sebagai lokasi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional pertama yang digelar pada 9–12 September 1948. Tanggal 9 September kemudian ditetapkan sebagai Hari Olahraga Nasional dan Stadion Sriwedari dijadikan monumen PON Pertama.

Belakangan, pada 3 Mei 2013, pemerintah menetapkan arena olahraga bersejarah ini sebagai cagar budaya nasional. Karena itu, setiap langkah renovasi mesti memperhatikan status cagar budaya. Itu pula yang diperhatikan oleh pemerintah saat hendak merenovasi Stadion Sriwedari dilakukan sebagai arena berlatih negara-negara yang akan bertanding pada Piala Dunia U-17 2023.

Pegangan tangga menuju tribun utama dan pintu ke ruang ganti yang terbuat dari kayu jati tetap dipertahankan. Begitu pula dengan konstruksi penyangga tribun tertutup, bangku jati, serta tribun batu.

Editor:

Berita Lainnya

Berita Terkini