JAKARTA, HARIANKOTA.COM – Sugiono Salim atau lengkapnya Liem Sugiono Salim bisa dikatakan sebagai raja tangki air.
Dibawah bendera PT Penguin Indonesia yang didirkan, Sugiono Salim mampu menjual ribuan tangki air ke seluruh pelosok tanah air.
Namun dibalik kisah sukses yang diraihnya itu, ternyata ada cerita dimana Sugiono jatuh bangun membangun usaha sebelum label raja tangki air disandangnya.
Berbagai bisnis coba dirintis Sugiono Salim. Namun usaha yang dirintisnya selalu kandas. Meski usaha yang dirintisnya kandas, Sugiono Salim yang sejak kecil telah dididik tegar dan mandiri oleh orang tuannya tak membuatnya putus asa.
Pada 1978, Sugiono Salim mengawali usahanya dengan merintis pembuatan kasur lipat. Sugiono Salim mencoba peruntungan memproduksi kasur lipat.
Merek usaha pertamannya itu dia beri nama Alfa Founding Bed. Awalnya, kasur lipat produksinya itu laku keras di pasaran. Namun seiring perjalanan waktu, muncul pesaing mengikuti jejak yang dilakoni Sugiono Salim memproduksi kasur lipat.
Melihat muncul banyak pesaing, Sugiono Salim inipun mengantisipasinya dengan menawarkan harga yang murah dan kualitas yang tidak sebanding dengan miliknya.
Kesuksesan Alfa Founding Bed ternyata tidak dibarengi dengan alur keuangan yang lancar. Banyak konsumen yang tidak secara tepat waktu dalam membayar produk kasur miliknya.
Merasa perputaran keuangannya seret, Sugiono lantas menutup usaha kasur lipatnya dan mulai beralih ke bisnis lain, yaitu jual beli bahan baku.
Saat itu, Sugiono mengincar konsumen korporasi, namun bisnis ini juga ikut bubar karena konsumennya sering menekan harga produk hingga ia tidak mendapatkan keuntungan.
Dua bisnis telah tumbang, Sugiono terus mencari ide bisnis lainnya yang bisa dilakukan. Sugiono pun tercetus ide penampungan air atau tangki air, disebabkan para rumah tangga banyak yang mengandalkan pasokan air minum dari perusahaan air minum (PAM).
Ide tersebut kemudian dieksekusi oleh Sugiono dengan mengajak saudaranya, Paul Slamet, untuk mendirikan perusahaan baru dengan modal yang cenderung kecil, yakni Rp 14 juta.
Sugiono mendirikan perusahaan penampungan air tersebut pada 1982. Ia mengurus proses produksi, sementara Paul fokus di bidang pengelolaan uang dan administrasi perusahaan.
Sugiono Salim tak ingin usahanya ini kembali gagal. Sebagai bentuk keseriusannya, sebelum memproduksi, Sugiono Salim pun terbang ke Taiwan untuk mempelajari konsep produk.
Setelah menimba ilmu ke Taiwan, Sugiono Salim pun mantap memproduksi Tangki Air yang dia beri nama Penguin.
Follow Berita Hariankota di Google News