TEGAL, HARIANKOTA.COM– Gerakan Jogo Tonggo ala Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, ternyata bisa diterapkan untuk menangkal paham terorisme. Hal itu dikatakan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Syamsul Ma’arif, pada acara Sosialisasi Pencegahan Terorisme dan Deradikalisasi bagi ASN Pemprov Jateng, di Aula UPPD Samsat Kota Tegal, Kamis (17/11/2022).
Selain Syamsul, hadir pula Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ermaya Suradinata, dan Wakil Ketua Komisi A DPRD Jateng Fuad Hidayat.
“Jogo Tonggo bukan saja soal ekonomi, tapi juga ketahanan ideologi. Ini yang penting, bagaimana orang bermula dari (pemikiran) yang fitrah. Kalau pemikirannya baik, akan menciptakan kebaikan yang akan turun pada gerakan dan amaliahnya,” ujar Syamsul, dilansir dari laman pemprovjateng.
Ia mengatakan, upaya ideologi Jogo Tonggo adalah dengan menerapkan upaya peringatan dini. Syamsul menyebutkan, satu di antaranya adalah menyembunyikan Pancasila sebagai dasar pemikiran.
Dikatakan, nilai-nilai dalam Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan nilai agama. Syamsul mengungkapkan, berdasarkan penelitian, sekitar 12,2 persen dari total penduduk Indonesia terpapar paham radikal. Sebanyak 17 ribu orang bahkan sudah masuk pusaran terorisme.
“Saya anjurkan untuk deteksi dini dan pencegahan. FKPT bagian dari hal itu. Daripada kasep (telanjur) mending deteksi anak dan keluarga. Sebab, banyak yang menggunakan perempuan untuk menggaet dan menyebarkan infiltrasi dan amaliah barokah. Kalau dibiarkan, bisa merusak tatanan yang sudah dibuat pendahulu kita. Ini (Pancasila) pilihan final, tidak ada kontra produktif dengan agama dan Pancasila, saling menguatkan,” urainya.
Selain deteksi dini, Syamsul juga menyarankan agar menguatkan literasi digital. Karena, tak jarang radikalisme masuk melalui cara strategis dan menyebar cepat lewat media digital. Ia juga mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) ikut andil dalam memberantas terorisme.
“ASN harus ikut bertanggung jawab dan memiliki integritas yang kuat, untuk melakukan kontra narasi ideologi radikal yang mengarah ke terorisme,” pungkas Syamsul.
Editor | : |
---|