Foto Istimewa
SOLO, HARIANKOTA.COM – Pameran fotografi digelar komunitas penggemar fotografi analog Kota Solo, Selenoid Solo, di Kalerez Collaborative Space, di Laweyan, Solo, 11 – 19 Februari 2023.
Pameran tersebut mengusung tema “Ekspresi” dan menampilkan sebanyak 24 foto dari 15 pameris yang sebelumnya sudah melewati proses seleksi.
“Meskipun dicetak digital, semua foto yang dipamerkan dipotret menggunakan kamera analog,” jelas koordinator Selenoid Solo, Ade Rizal dalam rilisnya.
Dijelaskan ade, proses seleksi foto pameran awalnya diikuti oleh 19 pemotret dan terkumpul lebih dari seratus foto. Dari ratusan foto tersebut disaring hingga terpilih 24 foto yang dinilai layak dipamerkan.
“Foto yang terpilih utamanya disesuaikan dengan tema pameran, yakni Ekspresi. Selain itu secara estetika juga dinilai apakah foto tersebut layak tampil,” katanya.
Dalam pameran tersebut, pihak Selenoid menunjuk Aji Susanto Anom, seorang seniman foto sekaligus dosen pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Alasan pemilihan Aji Susanto sebagai kurator karena dinilai memiliki kompetensi untuk menilai karya baik secara estetika maupun dalam pemaknaan visualnya. Selain itu, diharapkan para penghobi foto bisa belajar dari pemotret yang sudah memiliki kompetensi lebih.
Selain menampilkan karya foto, kegiatan ini juga menggelar diskusi fotografi dengan tema “Photobook” bersama kurator pameran Aji Susanto.
Selain itu juga akan diselenggarakan hunting foto bersama, pada hari Minggu (12/02/2023). Dalam kegiatan hunting foto, para peserta akan mengeksplorasi kehidupan perkampungan di kawasan Kampung Batik Laweyan, yang tidak jauh dari lokasi pameran.
Seorang peserta pameran, Ramadhan Arya, mengaku senang dan bangga bisa mengikuti pameran foto Selenoid. Fotonya yang merekam pertunjukan topeng monyet di Pasar Gede Solo ikut dipajang. Moment itu ia abadikan dengan kamera Nikon FM10 dengan lensa zoom Nikkor 35-70mm, dan memakai negatif film Fomapan ASA 200.
“Puas banget melihat foto saya dipajang di pameran, dan diapresiasi orang lain,” katanya.
Sementara itu, Kurator Pameran, Aji Susanto Anom menjelaskan, pameran ini mengangkat tema ekspresi sebagai perwakilan dari ide dan gagasan dari para fotografernya. Untuk menampilkan tema tersebut dipilih karya-karya fotografi yang dapat menuturkan tema ekspresi dalam beberapa sudut pandang dan keberagaman pemaknaan.
“Setiap pemotret bisa memaknai tema ekspresi ini secara luas, dan mereka menampilkan dalam medium foto,” katanya.
Aji menambahkan Pemilihan karya fotografi yang disajikan mengandung beberapa hal yang ingin disampaikan. Pertama adalah menampilkan pemaknaan tema ekspresi secara lugas. Kedua adalah menampilkan tema ekspresi dalam pemaknaan yang lebih metaforis dalam visual yang puitik dan tidak serta merta dapat dimaknai hanya dari wujud kebendaannya.
Urutan ditampilkannya karya fotografi juga dirancang supaya dapat memberikan perjalanan melihat yang menarik dari berbagai macam ekspresi manusia dan ekspresi jiwa fotografernya.
“Saya mengapresiasi bahwa pameran ini lahir dari pemotret dengan latar belakang yang berbeda, namun disatukan dengan medium kekaryaan yang sama, yakni fotografi analog,” jelasnya.
Terlebih saat ini, dengan semakin majunya fotografi digital, ternyata fotografi analog masih memiliki penggemarnya sendiri.
Editor | : |
---|