Baru Tahu, Ternyata Ini Sejarah Nama Kampung di Seputaran Kota Solo

Kawasan pura Mangkunegaran

8 Januari 2024, 22:07 WIB

SOLO, HARIANKOTA – Mungkin belum banyak masyarakat Solo yang mengetahui jika nama-nama kampung di seputaran Mangkunegaran diambilkan dari nama tokoh atau pejabat di masa itu.

Pada masa pemerintahan Mangkunegara VII (1916-1944), struktur birokrasi dan administrasi di bawah kelurahan adalah kampung.

Dilansir dari laman puramangkunegaran.com, sekitar tahun 1946 Kapanewon atau Kecamatan Kota Mangkunegaran berganti nama menjadi Kecamatan Banjarsari.

Pembagian wilayah Kota Mangkunegaran yang terdiri atas kampung-kampung memiliki spesifikasi tertentu menurut nama atau gelar, nama kelompok abdi dalem, aktivitas setempat, maupun bentukan baru.

Berdasarkan nama orang terkenal

1.Timuran, diambil dari nama Pangeran Timur. Ia adalah adik dari KGPAA Mangkunegara I.

2. Priyombadan, diambil dari nama Pangeran Priyambodo. Ia merupakan saudara KGPAA Mangkunegara VII

3.Gondowijayan, diambil dari nama Pangeran Gondowijaya. Ia adalah saudara KGPAA Mangkunegara IV.

  1. Notoningratan, diambil dari nama Pangeran Notoningrat.
  2. Purwonegaran, diambil dari nama Pangeran Purwonegara.
  3. Mangkubumen, merupakan tempat tinggal Mangkubumi. Ia adalah adik Pakubuwana IV.
  4. Keprabon, merupakan tempat tinggal dari menantu Pakubuwana III yang bernama Kanjeng Pangeran Arya Prabuwijaya. Kampung ini terletak di depan Istana Mangkunegaran.

Berdasarkan nama abdi dalem

  1. Kauman, diambil dari nama abdi dalem putihan (penghulu). Kampung ini terletak di sebelah Barat Pasar Legi dan di sebelah Timur Ngebrusan.
  2. Ngebrusan, berasal dari kata Obrus, yaitu Overste, sebuah pangkat di dalam sistem kemiliteran Belanda, yakni Letnan Kolonel. Ngebrusan merupakan tempat tinggal Overste Belanda. Kampung Ngebrusan terletak di sebelah Barat Stabelan.
  3. Stabelan, berasal dari bahasa Belanda kon-stabel, artinya prajurit meriam. Stabelan merupakan tempat tinggal prajurit meriam Legiun Mangkunegaran. Kampung ini terletak di sebelah Timur Pasar Legi.
  4. Madyotaman, berasal dari kata MadyaTamtaman, artinya tempat tinggal prajurit Tamtaman golongan menengah dalam Legiun Mangkunegaran. Kampung Madyataman terletak di sebelah Utara Pethetan dan sebelah Barat Jageran.
  5. Jageran, berasal dari kata Jager, artinya pemburu. Kampung ini merupakan tempat tinggal para pemburu. Kampung Jageran terletak di sebelah timur Grogolan.
  6. Tumenggungan, berasal dari kata Tumenggung, ialah punggawa prajurit Mangkunegaran yang berpangkat bupati atau patih. Tumenggungan merupakan tempat tinggal para punggawa prajurit serta Patih Mangkunegaran pada masa pemerintahan Mangkunegara II sampai Mangkunegara VII. Kampung ini terletak di sebelah utara Ngapeman.
  7. Punggawan, diambil dari nama punggawa yang menjadi pamong desa, pengikut Mangkunegara I. Punggawan dari kata p Kampung ini terletak di sebelah timur Tumenggungan.
  8. Bramantakan, merupakan tempat tinggal abdi dalem prajurit berani mati di dalam Legiun Mangkunegaran. Kampung ini terletak di sebelah selatan jembatan merah (kreteg bang).

Berdasarkan aktivitas dan keadaan setempat

  1. Kestalan, berasal dari bahasa Belanda staal yang artinya kandang kuda. Kampung ini merupakan tempat kandang kuda milik Mangkunegaran.
  2. Pethetan, Pethetan artinya taman bunga yang indah dan teratur. Taman ini dibangun pada masa KGPAA Mangkunegara V. Kampung ini terletak di sebelah barat Grogolan.
  3. Grogolan, berasal dari kata grogol-an, artinya tempat untuk mengikat hewan-hewan hasil perburuan sebelum disembelih. Kampung ini berada di sebelah Utara Kestalan.

4. Tambak Segaran, memiliki makna membendung, menambak sungai atau Tambak Segaran yang bertujuan membentengi Mangkunegaran dari luapan sungai Sunai Pepe. Kampung Tambak Segaran terletak di sebelah timur Pasar Legi dan sebelah barat Widuran.

  1. Balapan, tempat arena pacuan kuda yang dilengkapi tribun yang dibangun pada masa KGPAA Mangkunegara IV.
  2. Gilingan, merupakan tempat penggilingan padi. Kampung ini terletak di sebelah utara Balapan.
  3. Nusukan, berasal dari kata susuk, yang berarti sudet atau tembus. Sudetan Kali Pepe ini dibuat agar banjir tidak memasuki Kota Dibangun pada tahun 1908 atas kerjasama Mangkunegaran dan Kasunanan.
  4. Joglo, bangunan joglo yang dibangun tahun 1911 pada masa pemerintahan Mangkunegoro VI. Tempat ini digunakan untuk menyaksikan pendaratan pesawat pertama di Kota Solo (lapangan udara Panasan).

Editor:

Berita Lainnya

Berita Terkini