Foto: Tangkapan Layar Kanal YouTube Setpres/BPMI
DENPASAR,HARIANKOTA.COM – Indonesia menyediakan lokasi santap siang Presiden Joko Widodo dengan negara tamu di tempat yang indah, yaitu bangunan Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali.
Berpose di tepi pantai, Bamboo Dome dapat dilihat dari anjungan lobi hotel tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 Indonesia.
Dalam ruang makan seluas 32 meter tersebut disediakan 43 kursi dengan tata letak satu meja besar melingkar, sehingga para pimpinan dan delegasi dapat menikmati suguhan makanan khas Indonesia bersama-sama.
Dilansir dari InfoPublik, momen makan siang merupakan salah satu pertemuan penting, sehingga untuk memilih dan mewujudkan lokasi dilakukan hampir sepanjang tahun. Awalnya tenda akan didirikan di halaman belakang Apurva Kempinski.
“Saat itu, permintaannya cukup sederhana, Presiden Joko Widodo ingin makan siang dengan pemandangan laut,” kata Konsultan Kreatif Visual KTT G20, Elwin Mok, yang dikutip dari siaran pers, Rabu (16/11/2022).
Ide untuk mendirikan tenda kemudian batal karena khawatir akan derasnya angin pantai yang melebar langsung dengan Samudera Hindia. Tim kreatif kemudian berdiskusi intens dengan koordinator Tim Asistensi dan Kemitraan G20, Wishnutama termasuk juga Sekretariat Negara. Ide berikutnya adalah mendirikan bangunan yang berbahan bata dan batu.
Tapi idenya, diurungkan dengan pertimbangan bahwa bangunan hanya bersifat sementara dan akan dibongkar seusai penyelenggaraan G20. “Kami harus mencari sesuatu yang unik yang hanya dikhususkan untuk G20,” kata Elwin.
Inspirasi bisa muncul dalam berbagai kesempatan saat dalam perjalanan singkat ke Pantai Melasti di selatan Bali, Elwin bersama menembak mendapat ide cemerlang. Mereka melihat sejumlah pekerja konstruksi menggunakan bambu dalam sebuah proyek bangunan setelah diskusi dengan tim memutuskan bambu menjadi bahan utama untuk lokasi makan siang.
Bambu menyimpan filosofi yang sangat dalam, mudah dibentuk melengkung karena sifatnya yang lentur, elastis, dan mudah beradaptasi. Selain itu, bangunan bambu juga terkenal paling kuat terhadap guncangan gempa.
Tim segera membuat desain yang disesuaikan dengan kehidupan masyarakat Bali, “Sejak kecil sudah membuat mainan bambu,” ujar Rubi Roesli, desainer Bamboo Dome.
Selain itu untuk memamatkan ide, Rubi dan Elwin kemudian menemui pengajar dan pakar perhitungan bambu Universitas Gajah Mada (UGM) Ashar Saputra. Mereka berdiskusi hingga mendapatkan bentuk yang tepat yaitu kubah setengah lingkaran atau dome.
“Jadi sesuai dengan lambang G20 berupa gunungan,” kata Rubi. Ditambah bambu ramah lingkungan. Sehingga setelah KTT G20 Bamboo Dome dibongkar bambunya masih bisa dipakai ulang untuk keperluan lain.
Bukan hanya dari sisi arsitektur Bamboo Dome yang dapat sekaligus mempromosikan Indonesia ke dunia internasional akan kualitas budaya Indonesia.
Follow Berita Hariankota di Google News